Friday, June 19, 2009

Sms yang Selalu Mengingatkan

Ini sms-sms, yang dikirim akh Fajar, saudara Fossi (Forum Studi dan Silaturahmi Islam) FH Unila yang datang di tiap pertiga malam, hingga saat ini, dan aku belum juga tergerak. Fer, sudahilah ketidakbergunaanmu...

Tetaplah tanganmu memegang tali Allah. Karena Dia adalah benteng yang sebenarnya, jika benteng lain berkhianat padamu. Dan jika hidupmu berat, maka bersyukurlah, karena proses itu akan membesarkan jiwamu.

Kita adalah cahaya yang akan menerangi kegelapan mata hati dunia. Kita adalah hujan yang menghapus kegersangan nurani manusia. Kita adalah tanah, pijakan para pencari kebenaran.

Abaikan pandangan orang tentang dirimu. Fokuslah pada persangkaan Tuhan terhadapmu. Walaupun disadari pula, sangat sering marah, nasihat, teguran dari orang lain, menjinakan keliaran hati-hati ini. Bijaklah!

Sering kelelahan menyeruak, menyergap semangat, memupuskan harapan. Kadang juga pesimisme menyerbu tekad, membungihanguskan cita-cita mulia dan cara menghadapi itu semua itu semua yakni, mengisi bejana nurani kita dengan untaian cinta ilahi dan memanjangkan dzikir malam kita, agar malaikat turut membantu mewujudkan cita-cita bangsa sejahtera. Ayo, terus gelorakan semangat berjuangmu.

Maaf sahabat, mungkin jiwa ini terlalu culas untuk menasehati, sangat naif untuk memberi, penuh nista untuk dihargai, karena ku hanya insan bumi yang belajar dari hidup dan kehidupan, belajar memanusiakan manusia, berlari bersama kebekuan jiwa, agar kelak pemilik bumi mengampuni dan mereparasi sikap diri ini .... teruslah maafkan aku, hingga tak ada lagi udara di rongga dadamu.

Kadang kita sangat egois dalam keimanan. Kita asyik menikmati ibadah dan semangat berdoa untuk karir, jodoh etc. Tapi sayangnya kita lupa membahagiakan orang-orang terkasih. Lupa mendoakan mereka untuk mencintai pemilik jagat, dan tatkala kita sadar, (maaf...) mereka telah terbujur kaku terbungkus kafan. Lalu kita menyesal, kecewa, marah tanpa sadar hal ini terjadi karena kelalaian kita sendiri. Untuk itu, sebelum terlambat. Kuatkan ruh ilahi yang ada dalam jiwamu sahabat. Doakan ibu, ayah, keluargamu, agar dapat mengecap manisnya hidayah ilahi. Sebelum terlambat, selagi ada kesempatan.

Bersama ombak bisu nan kelam ini kubisikan cinta pada malaikat. Tentang kalian sang pencinta malam, yang berselimut sujud, bernafas dzikir. Ku berkata "tolong jaga mereka tuk tetap jadi pemecah kesunyian malam yang memenuhi langit dengan doa, menusuk keheningan dengan rintihan penyesalan, mendobrak kenyamanan demi keabadian", selamat kalian adalah orang-orang terpilih yang kubanggakan.

Bersikaplah tegar seperti batu karang yang terus dihantam ombak. Tidak saja kokoh, ia mampu menentramkan amarah ombak, itulah keteguhan mental seorang sahabat. Dia akan berkata benar, bukan membenarkan kata-kata. Dan dia akan mengajak kita merenung di kala suka, tersenyum sewaktu sengsara dan sungguh persahabatan sejati itu seperti kesehatan. Nilainya baru dirasakan setelah kehilangan.

Harta benda yang tak terbatas, membunuh manusia perlahan dengan kepuasan berbisa. Hingga kasih sayang membangunkan kita dan pedih perih nestapa membuka jiwa kita.


 

Realitas seseorang bukan apa yang tampak dihadapanmu. Tapi apa yang tidak diperlihatkan padamu. Karena itu jika kita ingin memahaminya, dengarkan apa yang tidak terucap olehnya bukan apa yang dikatakannya.

Cinta kita pada seseorang/sesuatu sejatinya wujud cinta kita pada ilahi. Karena itu jika kecintan kita pada seseorang/sesuatu justru membuat kita jauh dari keimanan, maka kita sedang salah mencinta.

Para pemenang mengambil tanggungjawab terhadap hidupnya. Mereka tidak menyalahkan orang lain/lingkungan. Mereka tidak suka mencari alasan atas kegagalan mereka. Mereka bangkit dan merengkuh kemenangan yang diinginkannya.

Apa yang kita baktikan tuk orang tua kita? Sesungguhnya mereka tidak butuh sedikitpun materi dari kita. Mereka hanya butuh surga. Ya ... dengan doa-doa kita, ibadah kita, sudahkah kita? Insya Allah, Amin ya Rabb

Kenyamanan jasad adalah dengan sedikit makan. Kenyamanan jiwa dengan sedikit dosa. Kenyamanan hati dengan sedikit keinginan dan kenyamanan lisan dengan sedikit bicara (tsabit qurrah)

Ternyata perjalanan ini begitu panjang dan melelahkan. Ternyata kesabaran ini setipis ari, sehelaan nafas. Ternyata banyak ketakutan-ketakutan tentang kegagalan keberhasilan dan ketertundaan, semoga ilahi tetap menjaga kita.

Syukuri rintik hujan hari ini. Karena satu salah rintik itu mungkin membawa doa-doa kita yang terkabul. Tetaplah tapaki jalanmu hari ini. Meski sangat sulit dan nampak mustahil. Karena Allah bersama kita.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan induk elang pada anak2nya bukan serpihan makanan pagi bukan pula eraman hangat dimalam yang dingin. Namun ketika induk elang melempar anak-anaknya dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak elang menganggap induk mereka sungguh keterlaluan. Menjerit ketakutan. Sesaat kemudian bukan kematian yang mereka terima. Namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang ... begitulah Rabb kita mengajarkan kita dengan berbagai masalah kita kemarin dan hari ini.

Tidak ada aib yang kutemukan dalam diri manusia, melebihi aib orang-orang yang sanggup menjadi sempurna, namun tidak mau menjadi sempurna (Abu Tammam)

Kita percaya bahwa esok tidak bisa mengubah apa yang terjadi hari ini. Tapi hari ini masih bisa mengubah apa yang terjadi esok. Karena itu gantungkan azam kita setinggi langit. Teruslah berlari mengejar cita-cita.Tapakilah jalan hidup ini dengan ketegaran dan ketabahan. Dan hiasilah semua itu dengan balutan penghambaan. Pasti kita berhasil. Minimal meraih ketenangan hati dan keteguhan jiwa


 

 

No comments: