Wednesday, June 24, 2009

Ali Imran 135

Bismillah. Pagi ini saya membuka Ali Imran:135 (terbitan AsSyamil) karena mengetahui saya sebagai pendosa. "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan dosa itu, sedang mereka mengetahui.

Keji (fahisyah) ialah dosa besar yang akibatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperi zina, riba, korupsi. Menzalimi diri sendiri ialah melakukan dosa yang akibatnya hanya menimpa diri sendiri baik besar atau kecil.

Barangkali kita pernah merasa mempermainkan Allah, menipu Allah, karena setelah berbuat dosa, bertaubat, berbuat dosa lagi, taubat dan begitu seterusnya. Pertama bahwa kita harus istighfar atas istighfar kita. Berangkatlah ke sepi pantai, ke hening gunung, bicaralah denganNya. Kedua, perasaan mempermainkan Allah lalu mengambil sikap tak beristighfar karena merasa mempermainkan Allah adalah hal yang keliru bahkan fatal. Ada hal penting dalam buku "Dahsyatnya Istighfar " yang ditulis Hasan Bin Ahmad Hamam berkaitan dengan ini.

Hal penting yang biasa menghinggapi perasaan kita itu ditulis dalam halaman 85:

Ada seseorang berkata kepada Hasan Basri "Tidakkah seharusnya masing-masing dari kita malu kepada Robbnya? Kita selalu melakukan dosa, kemudian beristighfar, kemudian kita lakukan dosa itu sekali lagi, lantas kita beristighfar lagi, demikian seterusnya?"

Hasan Basri menjawab, "Setan ingin agar berhasil menggoda kalian untuk bersikap seperti ini. Janganlah sekali-kali kalian meninggalkan istighfar!"

Hmm... dasar setan, menyerang kita dari segala arah, dia pikir dia hebat. Mari kita tunjukan siapa pemenangnya. Kita dilahirkan sebagai pemenang, sebagai juara, terpeleset sekali dua adalah manusiawi. Mari kalahkan setan.


 

 

No comments: