Tuesday, December 29, 2009

Wawancara dengan Ayah Mursyid (Alim)


Wawancara dengan Ayah Mursyid (Alim), Jaro (wakil jaro?) Cibeo, Baduy Dalam, Selasa 8 Desember 2009. 10.30-12.00.

Ayah Mursyid sedang duduk santai di Bale-bale kantor Desa Kanekes bersama Sarpin, H Sapin dan satu dua warga Baduy Dalam yang akan pulang sekembali dari berkebun atau menjual hasil kerajinan dari kota. Jaro Dainah yang saya tuju sedang membenahi kacang yang dijemur dengan sapunya. Ia memberi isyarat pada saya agar langsung saja menemui Ayah Mursyid dan H Sapin.

Saya mengawali dengan bercerita mengenai Suhada yang saya temui sebelumnya. Suhada adalah penulis buku Baduy dalam Rentang Sejarah yang diterima dengan baik di Baduy. Lalu saya menceritakan mengenai penelitian yang berencana menggali hukum pidana adat Baduy untuk dikaitkan dengan Pembaharuan Hukum Pidana Nasional. Ayah Mursyid menyambut antusias. Sebab katanya ini ada patula patali (berkaitan) antara hukum Baduy dan hukum nasional. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana cara penyelesaian konflik di Baduy?

Rembugan keluarga, silih ngahampura. Lamun teu puas diteruskeun ka Kokolot Lembur, lamun teu puas diteruskeun ka jaro tujuh, lamun teu puas terus ka desa.

Dalam buku Suhada ada istilah Jaro Tangtu, Apa yang disebut Jaro Tangtu?

Jaro kapuunan.

Bagaimana pengaturan hukum pidana/ pelanggaran adat di Baduy?

Dibedakeun beurat jeung ringana perbuatan. Geus aya jalur penyelesaiana. Lamun warga Cibeo anu ngalanggar, dikaluarkeun heula ka Cihulu, lamun Cikartawana ka Sarokokod, Panyaweyan. Cikeusik ka Cibengkung.

Lamun aya pelanggaran adat di kami berarti kudu diurusan dua hal. Lahir jeung batina. Lahirna istilahna kudu dibersihan jalmana disadarkeun (habluminanas) batinna kudu dibersihan oge ku adat (habluminallah?).

Ngabersihan batin/adat anu teu berat teuing disebut ngabokoran.

Ngabersihan batin/adat anu berat misalna menghilangkan nyawa disebut serah pati.

Pelanggaran ringan misalna kata-kata bahasa, pakaian, nu kitu dipapatahan sakali dua kali bisi can nyaho ngalastarikeun adat, tapi lamun masih nya dikaluarkeun.

Bagaimana pertanggungjawabannya?

Secara lahiriah ditanya, dipertanggungjawabkeun sababna bisa ngalanggar.

Secara batiniahnya sumpah adat.

Lamun disumpah bohong biasana aya bae kajadian, boh gering, boh paeh kumaha sumpahna. Biasana 3 bulan kahareup kanyahoan aya bae kejadian.



Note: Foto di atas bukan milik saya. Unduhan. Saat saya sampaikan bahwa saya mengenal Ayah Mursyid dari foto di internet, ia tak menyangka fotonya bisa ada di internet. H Sapin, Sekretaris Desa Kanekes juga ternyata pernah membuka internet dan melihat foto Ayah Musrsyid bersama Jaro Sami. Kawasan Baduy Dalam: Cibeo, Cikeusik dan Cikartawana terlarang untuk difoto, namun di luar kawasan tersebut, kita leluasa mengambil gambar, termasuk warga Baduy Dalam yang sedang ada di luar kawasan Baduy Dalam.

Wednesday, December 23, 2009

Eropa Makin Keras terhadap Israel

(Diunduh dari http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/12/21/08140168/eropa.makin.keras.terhadap.israel)
AFP
Senin, 21 Desember 2009 | 08:14 WIB

KOMPAS.com - Eropa, khususnya Inggris, yang selama ini memiliki citra buruk di dunia Arab karena dianggap berandil besar bagi berdirinya negara Israel pada tahun 1948, rupanya tidak selamanya sinkron menyangkut hubungannya dengan Israel.

Invasi Israel ke Jalur Gaza selama 22 hari (27 Desember 2008-18 Januari 2009) menjadi titik balik hubungan Eropa-Israel ke arah lebih buruk. Berita buruk tentang Israel dalam beberapa bulan terakhir ini selalu datang dari Eropa. Tak pelak, Israel pun dibuat gerah.

Sebuah pengadilan di Inggris hari Senin (14/12) mengeluarkan surat penangkapan untuk mantan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni dengan dakwaan kejahatan perang.

Livni menjabat menteri luar negeri saat invasi Israel ke Jalur Gaza yang menyebabkan sekitar 1.400 warga Palestina tewas, yang sebagian besar adalah warga sipil, dan sekitar 5.000 orang luka-luka. Livni kini menjadi Ketua Partai Kadima yang beroposisi di Israel.

Surat penangkapan itu memang kemudian dicabut setelah pengadilan menyadari bahwa Livni, yang semula dijadwalkan berpidato dalam satu pertemuan di London akhir pekan lalu, tidak berada di Inggris.

Meski surat penangkapan tersebut dicabut, kasus Livni itu merupakan sebuah sinyal bahwa para pejabat Israel yang bertanggung jawab atas invasi ke Jalur Gaza tersebut tidak aman di Eropa.

Pada September lalu beberapa kelompok pro-Palestina juga membujuk sebuah pengadilan di London agar mengeluarkan surat penangkapan bagi Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak yang juga mereka tuduh melakukan kejahatan perang. Namun, upaya kelompok pro-Palestina itu mengalami kegagalan.

Pengadilan tersebut berdalih, Barak yang menghadiri konferensi tahunan Partai Buruh dan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown memiliki kekebalan diplomatik.

Peristiwa penting lagi yang membuat gusar Israel adalah hasil sidang Uni Eropa tingkat menteri luar negeri pada 7 Desember lalu di Brussels, Belgia. Sidang tersebut menegaskan bahwa Jerusalem adalah ibu kota bersama dua negara, Israel dan Palestina, kelak.

Sikap Uni Eropa tentang Jerusalem itu mulai diketahui sejak bulan Maret. Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad saat itu mengungkapkan adanya kertas kerja Uni Eropa tentang konflik Israel-Palestina menyangkut permukiman Yahudi dan status kota Jerusalem.

Dalam kertas kerja itu termaktub usulan Swedia yang kini menjabat ketua bergilir Uni Eropa agar ditegaskan bahwa Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina kelak.

Namun, Israel marah besar setelah mengetahui sikap Uni Eropa yang digalang Swedia tentang status kota Jerusalem Timur itu. Israel melakukan lobi luar biasa membujuk Uni Eropa agar mengubah sikapnya. Akhirnya Uni Eropa bersedia mengambil jalan tengah dengan menegaskan kota Jerusalem sebagai ibu kota dua negara, Israel dan Palestina.

Selain itu, berita buruk lain tentang Israel dari Eropa adalah Otoritas Palestina memuji keputusan Kementerian Lingkungan Hidup Inggris terakhir ini yang melarang komoditas produk wilayah permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur diekspor ke Inggris.

Pemerintah Inggris menganggap komoditas produk permukiman Yahudi adalah ilegal karena diproduksi di wilayah yang ilegal.

Menurut Fayyad, sikap Inggris itu bertitik tolak dari sikap masyarakat internasional yang semakin kuat menolak pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan kota Jerusalem Timur.

Ia menyerukan agar masyarakat internasional mengikuti jejak langkah Inggris untuk memboikot barang-barang produk wilayah permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur karena permukiman itu ilegal dan produknya juga ilegal.

Peristiwa terkenal

Peristiwa terkenal lainnya adalah hasil sidang khusus Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada pertengahan Oktober lalu di Geneva, Swiss, yang menyetujui laporan tim pimpinan jaksa internasional asal Afrika Selatan, Richard Goldstone, yang menuduh Israel melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza. Lolosnya laporan Goldstone itu berkat dukungan sejumlah negara Eropa atas laporan tersebut.

Berita buruk lainnya dari Eropa adalah investigasi yang dilakukan wartawan lepas Swedia, Donald Bostrom, yang dipublikasikan salah satu koran terbesar di Swedia, Aftonbladet, pada pertengahan Agustus lalu.

Koran tersebut mengungkapkan adanya aksi pembunuhan oleh tentara Israel atas warga Palestina, kemudian menjual organ tubuh mayat warga Palestina tersebut. Organ tubuh mayat warga Palestina itu dijual seharga 100.000 dollar AS di pasar Israel dan dijual seharga 160.000 dollar AS di pasar AS.

Koran Swedia itu memperlihatkan mayat pemuda Palestina bernama Bilal Ghanem yang tampak ada jahitan di sebagian besar tubuhnya setelah tubuh itu disayat-sayat. Kasus tersebut sempat membuat buruk hubungan Swedia-Israel.

Menurut PM Fayyad, sikap positif Eropa itu membuka jalan bagi Uni Eropa untuk memainkan peran penting dan efektif dalam proses politik di Timur Tengah.

Uni Eropa dalam memainkan perannya, lanjut Fayyad, bisa bekerja sama dengan mitra internasional lain, seperti kuartet perdamaian (AS, Rusia, Uni Eropa, dan PBB), khususnya AS, untuk bisa mencapai tujuannya, yaitu mengakhiri pendudukan Israel atas tanah pada tahun 1967.

”Sikap Eropa itu bisa menjadi pintu pembuka jalan bagi masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawab langsung mengakhiri pendudukan Israel atas tanah tahun 1967, termasuk Jerusalem Timur, serta rakyat Palestina bisa menentukan nasibnya sendiri dan mendirikan negara Palestina dengan ibu kota Jerusalem Timur,” kata Fayyad kepada harian Asharq Al Awsat. (MTH

Israel Kecam Inggris

(Diunduh dari http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/12/15/15021897/israel.kecam.inggris)

Selasa, 15 Desember 2009 | 15:02 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Israel, Selasa (15/12/2009), mengecam perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh sebuah pengadilan Inggris kepada mantan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni atas perannya selama perang melawan kelompok Hamas yang mengendalikan Jalur Gaza pada permulaan tahun.

"Situasi saat ini telah berubah menjadi tidak dapat ditolerasi, ini adalah waktunya perubahan," kata duta besar Israel untuk Inggris Ron Prosor kepada radio militer.

"Saya yakin jika pemerintah Inggris akan memahami bahwa ini adalah waktunya untuk bereaksi dan tidak puas dengan deklarasi," imbuhnya.

Perintah penangkapan terhadap Livni, saat ini pemimpin oposisi, diyakini dikeluarkan oleh Pengadilan London pada akhir pekan dan laporan media menyebutkan bahwa hal itu menyebabkan Livni membatalkan perjalanannya ke Inggris. Kantor Livni mengatakan bahwa lawatan itu ditunda akibat masalah jadwal.

Seorang juru bicara bagi Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa adalah penting untuk mempelajari dampak dari perintah itu. "Inggris Raya bertujuan untuk melakukan semua yang diperlukan guna mempromosikan perdamaian di Timur Tengah, dan menjadi mitra strategis dari Israel," katanya.

"Untuk melakukan itu, pemimpin Israel perlu untuk dapat datang dan berunding dengan pemerintah Inggris. Kami melihat dengan cermat dampak dari kasus ini," ujarnya.

Peristiwa itu menjadi insiden terbaru tatkala pengadilan Inggris mengeluarkan, atau telah diminta untuk mengeluarkan sebuah surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel.

Pada September, aktivis pro-Palestina berusaha agar Menteri Pertahanan Ehud Barak ditahan atas perannya dalam perang di Gaza, namun pengadilan menolak permintaan itu.

Pada 2005, seorang mantan jenderal Israel, Doron Almog, menghindari penangkapan di Inggris dengan kembali ke Israel tanpa meninggalkan pesawat yang telah membawanya mendarat di London setelah dia mengetahui adanya perintah penahanan terhadapnya.

Satu Tentara Ditukar dengan 1.000 Pejuang Hamas

(Diunduh dari http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/12/24/09291560/Satu.Tentara.Ditukar.dengan.1.000.Pejuang.Hamas)
AFP

Kamis, 24 Desember 2009 | 09:29 WIB

GAZA CITY, KOMPAS.com - Israel mengambil langkah yang mengejutkan, yakni bersedia menukarkan 1.000 tahanan Palestina dengan satu tentara Israel yang sudah tiga tahun ditawan Hamas. Pejuang Hamas pun menawarkan gencatan senjata setahun lebih jika rivalnya, Israel, mau membuka seluruh blokade perbatasan di Gaza.

Israel memberikan jawabannya melalui seorang penengah dari Jerman yang berperan sebagai perantara perundingan dengan Hamas. Dikatakan, jawaban Israel disampaikan dalam perundingan cepat di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang kemudian diteruskan ke Hamas, Selasa (22/12/2009).

Nama tentara Israel yang ditahan Hamas tersebut ialah Gilad Shalit. Dia ditangkap pada tahun 2006 dan menjadi salah satu alasan bagi Israel menyerang Jalur Gaza, sekalipun gagal. Bahkan Shalit dilaporkan terluka akibat serangan Israel di kota Gaza.

Sebelumnya orangtua Shalit, yakni Noam dan Aviva Shalit, menulis surat berisi desakan kepada Benjamin Netanyahu untuk segera bersepakat dengan Hamas untuk pembebasan anaknya itu. ”Kami yakin beberapa hari lagi amat menentukan nasib putra kami tercinta,” kata Noam dan Aviva Shalit dalam suratnya itu.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak ketika bercerita kepada sekelompok mahasiswa, Rabu, menjelaskan, pembebasan Gilad Shalit menjadi prioritas utama. Upaya itu merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Shalit akan ditukar dengan sekitar 1.000 tawanan Palestina.

Sementara itu, delegasi Hamas untuk pembicaraan damai di Kairo, Mesir, Ayman Taha, seperti dilaporkan kantor berita China, Xinhua, yang dikutip Press TV, Selasa, mengatakan, pihak Israel sudah menyatakan bersedia menukarkan 1.000 tahanan Palestina dengan Shalit yang sudah tiga tahun ditawan Hamas.

Meski demikian, belum dapat diketahui secara pasti kapan kesepakatan tersebut akan dieksekusi. Selain itu, Taha juga menambahkan, Hamas akan menawarkan gencatan senjata kepada Israel jika pihaknya berkomitmen membuka seluruh blokade di perbatasan. Waktu gencatan senjata yang ditawarkan ialah selama setahun.

Kata Taha, Israel mengisyaratkan mau menerima tawaran gencatan itu. Namun sayangnya, Israel hanya mau membuka separuh blokade di perbatasan dan Hamas keberatan jika blokade tidak dibuka seluruhnya.

Sebelum sampai pada kesepakatan menukarkan 1.000 tahanan dengan satu tentara Israel, pejuang Hamas mengajukan tuntutan agar Israel terlebih dahulu membebaskan tokoh-tokoh senior Hamas yang masih ditahan. Namun, Israel keberatan untuk melepas para tahanan penting Palestina itu.

Situs Hamas, al-Risalah, mengatakan, seorang mediator Jerman akan bertemu dengan Hamas di Gaza. Mereka akan mengambil keputusan final dan konklusif tentang apa yang menjadi topik utama dalam perundingan menuju gencatan senjata. Namun, belum bisa dijelaskan kapan kesepakatan pertukaran tahanan itu diwujudkan.

Menurut pejabat Israel dan Palestina, Israel akan membebaskan tahanan secara bertahap. Tahap pertama sekitar 450 tahanan, lalu diikuti sekitar 500 tahanan lagi untuk menggantikan Shalit. Saat ini ada sekitar 8.000 tawanan Palestina di penjara-penjara Israel. (AFP/AP/REUTERS/CAL)
Sent from Indosat BlackBerry powered by

Note: Setiap orang tua menyayangi anaknya seperti halnya orang tua Shalit. Tidakkah zionis itu berfikir berapa ribu anak-anak, para hafiz kecil, yang nyawanya telah mereka rampas dalam pembantaian-pembantaian yang dilakukannya. Nafsu berperang yang tak berkesudahan.

Tuesday, December 22, 2009

Prof Barda di Mata Kami


Prof Barda dan Mahasiswa SPP MIH Undip Angkatan 2008

Senin 15 Juni 2009. Jam dinding kelas menunjukan pukul 10.15 WIB saat Prof Dr Barda Nawawi Arief SH masuk kelas kami pagi itu, Kapita Selekta Hukum Pidana. Ia mengenakan batik berlengan panjang meskipun sebenarnya ia seorang Minang.

"Awaludiin mana? Nggak masuk ya? Masya Allah, Awaludin di sebelah Dike, gondrong sih kirain perempuan, aku nggak berani ngelirik,"katanya saat memulai kelas.

"Politikus itu prof." Eko Soponyono SH MH, asisten Prof Barda menimpali.

"Awaludin itu lebih cocok menjadi filsuf,"lanjut Prof Barda.

Awaludin adalah teman Abi dalam kelas Sistem Peradilan Pidana Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum Undip. Pendiri Democratie Watch Organization (Dewa Orga), sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di Semarang. Ia amat menyenangi filsafat, lengkungan hitam dibawah matanya menandakan ia melahap banyak buku.

Notebook Acer berlayar 14 inci milik Prof Barda dibuka, dinyalakan. Kabel dihubungkan pada proyektor Infocus. Prof Barda kemudian menceritakan pada kelas tentang email Awaludin yang dikirimkan kepadanya.

"Waktu itu Awaludin kirim email ke saya."

Dua paragraf email Awaludin ditampilkan dalam slide power point. Sebuah kalimat terpampang di layar depan kelas "Saya ingin kuliah di STF Driyakara, ingin mendalami filsafat, sehingga ketika saya pulang saya akan memadukannya dengan ilmu hukum dan akan menggelutinya sampai akhir hayat."

Pada intinya email tersebut berisi curahan hati Awaludin atas kesulitannya mengikuti perkuliahan Prof Barda. Awal mencurahkan kegelisahannya. Kukira wajar, ia lebih menyukai filsafat dari pelajaran apapun. Ia lelaki gondrong yang bersandal di kampus.

Prof Barda meminta izin Awaludin untuk memunculkan seluruh emailnya. Teman kelas menimpali meminta untuk ditampilkan semuanya. Awaludin tidak mengiyakan. Email versi penuh tak jadi ditampilkan.

Prof Barda kemudian memberikan nasihat pada Awal. Ia mengerti kesulitan Awal. Ia mengerti bagaimana tak mudahnya bekerja di LSM. Apalagi LSM yang didirikan Awal bermodalkan semangat, belum begitu besar dan dilirik lembaga donor.

Entah kenapa suasana kelas menjadi hening. Prof Barda lalu menyitir AaGym, da'i asal priangan. "Jangan kau risaukan apa yang belum kau dapatkan, risaukanlah apa yang sudah kau dapatkan. Kalau melihat email Awaludin ia memiliki kegelisahan. Apakah hanya anak muda yang memiliki kegelisahan? Apakah sebagai orang tua saya tidak punya kegelisahan? Saya juga punya kegelisahan. Kegelisahan saya adalah apakah nanti saya akan mati dengan husnul khotimah (akhir yang baik)?

Prof Barda tahu bahwa dirinya akan mati, dan sesungguhnya setiap orang menanti kematian. Meski masih enerjik, tahun ini Prof Barda genap berusia 66. Saya tiba-tiba teringat ucapan Nabi Muhammad SAW "orang pintar/cerdas adalah orang yang mengingat kematian." Pada dasarnya kita semua sedang menunggu kematian. Hanya persoalan waktu. Semoga kita termasuk orang yang mempersiapkan kematian.

Lalu Prof Barda menampilkan slide ayat yang telah diterjemahkan "setiap orang yang bernyawa pasti mati." Slide itu dilatari sebuah kereta kuda yang bergerak, siap menjemput siapa saja yang hidup. Lagu Opick tentang kematian menjadi lagu latar slide tersebut. Mata Prof Barda berkaca. Perlahan air matanya jatuh mengalir.

Seisi kelas hening, lalu menangis perlahan. Awaludin bersikeras menahan tangis namun kemudian pipinya basah. Air matanya keluar begitu saja tanpa dapat dibendungnya. "Saya nggak mau nangis, tapi tiba-tiba pipi saya basah, saya usap hapus, tapi basah lagi tak berhenti," paparnya suatu siang pada abi,Eko dan Ihsan yang serius mendengarkan di kosan rumah pohon. Kami bertiga terpaksa membolos siang itu untuk menyelesaikan hutangan sebuah tulisan.

Dike yang paling emosional tak dapat membendung air matanya yang deras. Lama hingga kemudian Dike bersuara sambil menahan tangis "Prof, saya ini bingung pertama kali masuk pidana, karena awalnya saya hukum internasional, tapi di Udayana saya ditempatkan di pidana, kemampuan saya menurun setelah menikah dan punya anak dua dalam waktu yang dekat, tapi berkat ketelatenan prof, saya kini bisa memahami."

"Jangan terlalu tergantung saya, tidak akan berakibat apa-apa, nanti frustasi lagi, punya anak lagi," Prof Barda mencairkan suasana. Dike tersenyum.

Bagus, alumni Brawijaya membuka suara. "Nama Prof Barda selama ini hanya saya ketahui dari buku, tapi kini saya bisa bertemu dan belajar langsung."

"Kami sebetulnya takut setiap Prof Barda masuk, karena keluasan ilmunya." Ridwan, dosen Untirta menambahkan.

"Jangan pujian semua, sampaikan kritiknya," pinta Prof Barda menengahi. Kukira apa yang disampaikan teman-teman bukanlah pujian, tapi memang begitu adanya. Bagus mengamini perkiraan saya.

Prof Barda kemudian menceritakan sepenggal kisahnya, menanamkan pada kami untuk bertekad sekuat tenaga menjadi 'orang'. "Saya pernah punya pacar sebelum saya menikah dengan istri saya. Tapi orang tuanya nggak setuju, karena saya belum jadi apa-apa. "Siapa itu Barda?" Keluarga besar saya juga banyak yang menyepelekan. Hingga akhirnya saya jadi orang, banyak yang menganggap keluarga."

Syifa, Aisyah, tak ada kuliah Kapita Selekta Hukum Pidana hari itu. Tapi kurasa pertemuan hari itu menjadi lebih bermakna. Kami jadi bisa memaknai hidup lebih dalam.

***

Ayah Prof Barda meninggal pada usia 45, saat Barda kecil baru berusia 7 tahun. Sakit jantung menjadi jalan meninggalnya. Seorang mayor. Agresi militer ke II Belanda mengharuskannya bertempur membela negeri ini. Entahlah, mungkin terlalu lelah membuat jantungnya harus bekerja cepat hingga akhirnya berhenti berdetak.

Seperti Umar bin Khattab, Prof Barda orang yang keras tapi juga berhati lembut. Abi sesekali pernah kena marahnya kalau tak bisa menjawab pertanyaan. Kekecewaannya terlihat jika abi tak bisa mengimbanginya berdiskusi. Berhadapan dengan Prof Barda seperti mau perang. Kita harus menyiapkan banyak amunisi. Maka jika kita tak membekali diri dengan membaca buku dan persoalan kontemporer, itu sama artinya dengan bunuh diri. Bisa habis kita ditembakinya tanpa bisa melawan.

Syifa, Aisyah, sebenarnya ada beberapa hal lagi tentang kebaikan Prof Barda yang ingin abi tuliskan, tapi ia minta abi merahasiakannya agar tidak banyak orang yang tahu. Abi rasa abi harus menghormati pesannya. Abi beruntung berkesempatan bertemu, mengenal dan menimba ilmu darinya. Mudah-mudahan abi bisa mengambil banyak pelajaran dan meneruskan pada yang lainnya.


(Tulisan ini didasarkan penuturan Bagus, Awal, Dike dan beberapa teman lainnya)