Wednesday, January 01, 2014

Tragedi Kekuasaan Banten (2): Surat Terbuka untuk Pak Aman

Hasil browsing acak

diunduh dari sini


Tragedi Kekuasaan Banten (2): Surat Terbuka untuk Pak Aman

September 22, 2011 at 12:15pm
Pak Aman Sukarso. Apa kabar Pak?

Semoga Bapak sehat dan baik2 di penjara.

Perkenalkan, kami bukan siapa2 pak. Kami hanya satu dari sekian juta warga pembayar pajak di Banten.

Kami hanya satu dari pemegang hak dari dana Rp 9,5 milyar yg menyebabkan Bapak meringkuk di penjara.
Pelan-pelan, kami mulai sadar dan ikut sedih dan menyesal dengan tragedi yg Bapak dan keluarga alami. Bapak harus kehilangan ibu, dan juga harus hidup 5 tahun meringkuk di penjara.
Kami ikut membayangkan perih dan sedihnya putra-putri dan cucu Bapak. Sungguh sebuah tragedi kekuasaan yg membuat sedih kami semua.
Dari penuturan Ferry, putra Bapak, kami jadi mengerti apa sesungguhnya yg terjadi.
Kami jadi tahu bahwa awal dari semua tragedi yg Bapak alami ini berasal dari kepentingan kekuasaan dan bisnis keluarga Rau, penguasa Banten.
Ferry, putra Bapak menuturkan, Bapak terpaksa mengucurkan uang milyaran di bawah tekanan dan ancaman. Kalau Bapak tidak segera mencairkan uang waktu itu, menurut Ferry, akan ada darah keluar.
Sungguh kami mengerti situasi menekan dan mencekam yg Bapak alami. Golok, darah, dan ancaman kekerasan belakangan kami tahu ternyata memang sudah biasa dilakukan oleh keluarga penguasa Banten.
Bagi kami, Bapak betul-betul telah menjadi korban kepentingan bisnis dan kekuasaan yg sekarang juga sedang bertarung untuk menguasai Banten, 5 tahun ke depan..
Betapa tidak. Kisah bapak berawal dari kepentingan Kadin Banten untuk mengundang Presiden meresmikan Rau Trade Canter. Siapa penguasa Kadin Banten? Siapa pemilik Rau Trade Center? Bukankah Kadin dikuasai Hasan Sochib? Bukankah Rau Trade Center juga milik Hasan Sochib?
Lalu, agar Rau Trade Center tampil molek, jalan dan drainase di sekitarnya perlu dibangun. Pemkab Serang sudah menyatakan tidak punya uang untuk membangun, tapi jalan dan drainase toch tetap dibangun. Siapa kontraktor yang bangun? Lagi2, kontraktor milik Hasan Sochib juga.
Untuk melayani semua kepentingan bisnis ini, Bapak lah akhirnya yang harus pusing tujuh keliling. Bapak harus melobby sana-sini, mencari celah aturan, mencari peluang otak-atik anggaran. Pokoknya, kami mengerti dan bisa membayangkan, bagaimana pelik dan rumitnya situasi yang Bapak dan kawan-kawan Bapak alami. Bukan hanya ketika Bapak harus memutuskan mencairkan, tapi juga jalan panjang dan berliku Bapak ketika mengikuti persidangan demi persidangan untuk mempertanggung-jawabkan pencairan itu.
Sekarang, keluarga yg menjebloskan Bapak ke penjara ini akan maju lagi untuk menjadi gubernur kami, untuk 5 tahun lagi.
Sungguh kami percaya: Tuhan berada dekat dengan mereka yang teraniaya.
Jadi, sambil berharap Bapak selalu dalam lindungan-Nya, kami mohon bantuan Bapak..
Tolonglah kami..
Mohon Bapak ikut mendoakan kami..
Agar kami dan rakyat Banten yg kami tahu Bapak juga cintai..
Doakan mereka,
Agar diberi kekuatan dan keberanian untuk bersikap..
Dan tidak salah pilih!
Mumpung masih lebaran,
Atas nama teman-teman dan warga Banten yang bersimpati kepada Bapak dan keluarga, kami ucapkan:

Fi kulli 'am wa antum bikhair..
Minal Aidin Waf Faizin
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Salam kami untuk Bapak dan keluarga..

Pamulang, 22 September 2011
Aman Sukarso, mantan Sekda Kab. Serang (Tengah)
Aman Sukarso, mantan Sekda Kab. Serang (Tengah)

No comments: