Thursday, November 12, 2009

Launching Buku Kaum Tjipian




Syifa, Aisyah, 20 Juli 2009 lalu Kaum Tjipian melaunching sebuah buku. Kaum Tjipian adalah sebuah komunitas yang membedah dan mengembangkan pemikiran Hukum Progresif Prof Satjipto Rahardjo. Inisiatornya adalah Awaludin Marwan (Lulu), filsuf muda Semarang, penggiat LSM yang kuliah di Program Magister Ilmu Hukum Undip, satu angkatan dengan Abi, 2008. Ia gigih melakukan diskusi membahas pemikiran Prof Tjip sedari awal kuliah. Meski hampir semua buku Prof Tjip Abi beli, namun Abi sebenarnya tak pernah mengikuti diskusinya. Pemikiran abi pragmatis saja, menyelesaikan kuliah sesegera mungkin. Lulu dari awal memiliki ide membukukan makalah hasil diskusi. Abi juga dimintai tulisan mengenai hukum progresif, tapi abi tak segera mengiyakan, sebab saat itu abi banyak utangan tulisan.

Awal Juli rencana seminar Hukum Progresif dan Launching buku semakin mengerucut. Sharing dengan Prof Tjip digelar, kata sambutan untuk buku didapat. Bahan tulisan buku masih kurang, saat itulah Lulu dan Eko Mukminto meminta tulisan kembali, deadlinenya dua hari. Abi tak menjanjikan, sekiranya tulisan abi nggak selesai abi minta mereka tetap berangkat saja ke Genta Press Jogja agar tak menghambat, Lulu merayu dan meyakinkan "Kalau nggak ada pak Fer nggak seru," katanya. Ia memang punya bakat besar jadi pemimpin, memiliki energi besar untuk memotivasi orang.

Malam pertama abi kebut, terjadi tiga kali pergantian tema, gagal karena banyak hambatan, karena kamar kos abi memiliki TV, terkadang ada kawan yang numpang nonton. Malam berikutnya Eko dan Ikhsan menumpang di kamar Abi, rupanya tulisan merekapun belum rampung, puluhan buku mereka dibawa serta ke kamar. Nah, justru dengan kedatangan mereka suasana jadi kondusif, tiga orang fokus pada satu hal, menulis. Kopi, asap rokok , buku-buku berseliweran malam itu, kamar abi dipenuhi buku yang berserakan hingga berjalan pun agak susah. Sesekali kami berhenti mengetik, diskusi jika ada satu hal yang mengganjal mengenai tulisan.


Pagi menjelang, tulisan belum paripurna, Abi terpaksa melewatkan satu kuliah Prof Barda yang sangat berharga, sesi terakhir dimana Prof Barda Nawawi dan para mahasiswa menguraikan kesan dan pesan selama perkuliahan. Kabarnya hampir semua mahasiswa menangis. Prof Barda membahas email Lulu yang menceritakan kegelisahan. Ia lalu menjelaskan bahwa orang tua seperti dirinya juga memiliki kegelisahan, menantikan kematian! Usianya 66 tahun, dan Prof Barda memiliki banyak pertanyaan, yang terbesar adalah, apakah nanti akan berakhir dengan baik, husnul khotimah? Sebuah slide terpampang, sebuah kereta yang ditarik kuda muncul, dengan penggalan ayat Alquran yang menyertainya disertai latar lagu Opick yang mengingatkan kematian. Semua memahami slide itu, suatu saat kereta kuda itu akan menjemputnya, hidup di dunia tidak selamanya, suatu saat berakhir, dan bekal apa yang kita bawa untuk bertemuNya? Syifa, Aisyah, suatu saat Abi ceritakan khusus mengenai Prof Barda, guru dengan ilmu luas yang dilengkapi dengan kecerdasan spiritual.

Abi tentu sedih tak bisa mengikuti sesi Prof Barda, namun tulisan harus rampung. Siang hari, tulisan rampung, tinggal memperhalus, editing akhir. Lusa kemudian Eko dan Ikhsan berangkat ke Jogja menyerahkan draft buku. Buku itu ditulis oleh tujuh orang: Sulaiman (dosen Syiah Kuala Aceh), Rudolfus Tallan (advokat Kupang), Awaludin Marwan (Inisiator Kaum Tjipian), Abi (Ayah kalian), Eko Mukminto (filsuf muda Kendal, skateboarder), Ikhsan Alfarisi (filsuf muda Muara Bungo, Jambi, backpacker traveller), Agung (koordinator kaum Tjipian).

Saat seminar dan launching buku, teman-teman PMIH turut membantu sebagai panitia. Buku dicetak 200: 100 untuk kami, 100 untuk penerbit. Jadi begitulah, buku itu akhirnya terbit, mudah-mudahan bukan buku terakhir.

Sudah mulai siang abi harus ke kampus, abi sedang merintis belajar menjadi editor buku, proyek perdana didapat, tesis dosen abi yang baik di Unila yang akan dijadikan buku. Mau ke perpustakaan, ngedit disana, ngadem AC, cuaca Semarang mulai panas akhir-akhir ini.

No comments: