Sunday, April 20, 2008

Percobaan Penipuan

Dalam kesusahan orang lain hampir selalu ada saja orang yang berusaha menggunakan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Seperti yang dialami saya. Bagi saya ini hiburan di tengah kelelahan dan bisa menjadi bahan kuliah menarik yang bisa dibahas di kelas bersama mahasiswa.

Kejahatan banyak jenisnya, penipuan salah satunya. Ada para penipu yang mencari peluang dengan mempelajari berita di koran tenang orang yang sedang bermasalah dengan hukum. Penipu tersebut kemudian menghubungi nomor telepon rumah calon korbannya, nomor rumah mudah didapat karena tercatat di pusat informasi telkom 108. Biasanya si penipu mengaku dari aparat hukum baik polisi, jaksa, hakim atau bahkan KPK. Mencoba meyakinkan akan membantu persoalan hukum. Maraknya penipu yang berpura-pura jadi aparat hukum ini adalah dampak dari eksistensi aparat yang tak memiliki integritas yang coba bernegosiasi dengan korban. Biasanya, dalam keadaan panik calon korban akan sulit berfikir jernih dan akhirnya menjadi korban penipuan semi pemerasan.

Di bawah ini adalah rekaman sms penipu terhadap saya.

Kamis 10 April 2008, 19.05,
Telpon rumah berdering
“Fer, telepon dari Jakarta katanya, nanyain apa,” kata adik saya.
“Selamat malam, bapak Aman Sukarso ada?” tanyanya.
“Gak ada, dari mana ya,” tanya saya
“Dari Jakarta.”
“Dari mana?”
“Dari instansi.”
“Instansi apa?”
“KPK.”
“O KPK, gimana pak?”
“Ya kami ingin kenal dengan keluarga Pak Aman.”
“Oya, gimana?”
“Kami ingin bantu masalah bapak, bapak sekarang kan ditahan.”
“Oya gimana…gimana?”
“Bapak catat nomor HP saya, 0852 83 792 777,” katanya
“Ya sudah,” kata saya.

Segera saya kirim sms (short message service)
“gimana pa?”

“Sya pribadi brsama rekan siap aja memberi dukungan klau pihak keluarga bp.aman sukarso mmbtuhkan, sbnarnya bnyak jga,pjbat maupun mntan dri prop.banten ada di daftar data2 kami,dan siap untk di thdak lanjuti.” Dikirim 10 April 2008 19:48:27, pusat pesan +6281100000
“Tpi sdr fery jngn bnyak komentar, ini pribadi sya, di luar jam kantor.. klau tdk ada hlangan hari sabtu sya mau ke serang.” 20:03:19

“Sdr.fery tentunya tau sma bp.tb.abbas mak’mun,skrng udh mntan kandepag serang, alhamdulillah, sya yg turun tngan,bisa bebas,cuma bp.abbas ma’mun itu bisa memberikan kbjaksanaan,ya soal buat uang pelicin.” 20:12:55

“Mhon maaf kpda sdr.Fery dikarenakan diinstansi kami ini saling kejar mengejar, semuanya saling membutuhkan jdi sdr.fery brsama keluarga snggupnya berapa? mohon maaf sbelum nya.” 20:26:14

“ini no rek sya. a/n sudirman diman 0142633340 bni cab. roa malaka jakarta, sya tnggu kputusan sdr.fery sekeluarga, klau mau bp.H. AMAN SUKARSO cpt selesai masalahnya,” 20:56:16

“Sebentar ini sedang pengajian, berapa yang sudah-sudah.”

“Mhn maaf, sdah mengganggu acara pengajian keluarga, yg sudah2 50 an, itupun sya bagi sma rekan2.” 21:05:55

“Ya nanti saya musyawarahkan dulu dengan keluarga.”

Jumat 11 April 2008
“Slmat pagi sdr.fery bgaimana kputusannya dg keluarga, klau uang jalan nya dri sdr.fery cpet, abis jum’atan sya brsama rekan lngsung brangkat.” 04:44:45

“Jam 10 sya tnggu ksiapan dri sdr.fery smentara sya mau nyiapin data2 nya Hilman nitiamijaya dan R.A syahbandar, mereka akan sya uber jga.” 06:07:36

“Sudah di ctat no.rek sya kan? lebih cpat lebih baik, sya sarankan .. trima kasih.” 06:21:59

“ini no rekening rekan saya, a/n alang basri 0144076963. BNI cab.rawa mangun, jakarta, klau ada kputusan yg pas, sdr.fery bisa smz sya,” 08:34:33

“ya,gimana ats kptusan nya sdr.fery di tnggu? Mhon maaf abis jum’at sya mau brngkat ke daerah purwakarta, klau sdr.fery bisa cpet soal dana nya,sya bisa mengurus msalah bp.h.aman sukarso ke serang.” 10.10.57

“Hari ini sya mau ke Kajati untuk penangguhan penahanan.”

“Ya udh musyawarahkan dlu sma bp.yunan harjaka di kejati,tpi jgn berkomentar sma sya dg rekan, ini kan soal prbdi, tntunya sdh paham sdr.fery.” 10:22:32

“Kajati bukan kejati. Lari Gau bukan Yunan.”

“Ia, dia di bgian aspidsus nya.” 10:26:59

“Gi mana klnjutannya sdr.fery?dg baik dan scara prbadi sya mnghubungi anda, ya demi kebebasan H.AMAN SUKARSO, sanggup atau tdk soal pendanaannya, di mhon jwbn nya.” 12:35:27

“Klau sdr.fery ga ada jwbannya, sma aj ga menghrgai sya, sdh sya bilang klau soal dana snggupnya brp? Nnti sisa nya bisa nyusul ..bgai mana menurut anda.” 13:19:42

“Tadi lagi jumatan, anda ini yang tak menghargai saya!”

“ia sudah,sya jga kejar mengejar ini, sya maklumi sdr.. dan sya minta maaf, td kata org rumah sdr ke pemda ktanya.” 13:31:37

“Mhon maaf sya brtanya ini, apa sdr.fery sdh brunding dan dibcrakan dg keluarga?” 13:42:47

“Jmlahnya ga bgtu bnyak, tpi untk byar pngcara bisa..pdhal blum tntu bisa membela, bp sdr.fery. Sya tdk mengerti, sya tunggu aj, kesanggupannya brp? 14:33:35

“Ga ada artinya sdr.fery beredar ke beberapa instansi, semuanya itu dibwah naungan instansi sya di Jakarta, selaki gertak aja, udh pada ciut semua.” 14:40:33

(Ada sms yang sya hapus di antara sms sini)
“Anda kok memfitnah bapak saya.”

“bkn nya memfitnah, sesuai fakta ko, jgn buat sya ksal, sperti bp gumelar slamet msih di daerah serang yg ksus kapal tag boat itu, tpi ngasih jg sma sya, tapi ksusnya blum tuntas.” 14:58:22

“Terus terang sma sdr.fery, di instansi sya nama sudirman diman dan alang basri paling bndel, tpi semua itu di dlam prosedur, dan menjalur, ya gimana ksanggupan nya brp.?” 15:04:52

“0144076963, BNI a/n alang basri, cab.rawamangun..untk uang bensin aja dlu, snggup nya brp? Nnti smz ke sya.” 15:24:37

Sabtu 12 April 2008
“Slamet pagi sdr fery beserta keluarga, gimana kelanjutannya.” 08:44:47

“Waalaikum salam, Alhamdulillah, Insya Allah senin selesai.”

“ia, trima kasih .. data2 bp tetap di simpan di kami, meskipun di kejati blum ada putusan, salam dari sudirman diman ke semua khusus buat ket dprd serang, hasan maksudi.” 08:58:15

“Sama-sama, salam juga buat Ajat Sudrajat di sana.”

“klau bp.ajat sya jrang ktemu, dikarenakan dia beda instansi, dia di kejagung, bgmana klau sya minta kbjksanaan dri sdr.fery, untk tambah2 byar pjak CR-V sya, trim’s. 09:32:43

“????”

“Trserah sdr.fery brp aj, sya terima.” 09:47:50

Ahad, 13 April 2008
“Selamat pagi, sdr.fery di tnggu krimannya. Ya buat tambah2 byar pjak mobil sya ini.” 07:35:23

Senin 14 April 2008
“Gi mana sdr.fery mengenai, bp.h.aman sukarso klanjutannya.”

Selasa 15 April 2008
“selamat pagi sdr.fery gimana klanjutannya, anda benar2 ga mendengarkan kata2 sya skali, mau di tindak lanjuti apa?” 05:30:10

“Sudah sholat subuh?”

“sya ga nanya soal sholat, karena itu sudah kewajiban org islam. Gi mana ini, sdr. Fery urusannya sma sya. Mau diperpanjang? 06:07:24

“Saya berkewajiban mengingatkan anda.”

“Jgn banyak bcra sdr.fery, anda mengaku muslim, ko bpk sdr.prilakunya lain, skrng mau di kasarin sma sya..” 06:21:51

“0144076963, BNI cab. rawamangun Jakarta A/n, alang basri, 20 jta, klau ga mau keluarga sdr.fery acak2an.terima kasih.” 06:36:25

“Anda ini kok aneh, katanya mau bantu kok malah mengancam?”

“Bkn ngancam , mau ngeluarin uang jln segitu, 20 jt, siap, jgn bnyak komentar sana sini.”
06:49:10

“Sya tunggu kabarnya? dri sdr.fery.” 08:17:20

Setelah sms di atas, tak ada lagi sms mampir, mungkin ia mulai menyadari bahwa usahanya tak mebuahkan hasil. Sms dengan cetak miring (italic) adalah sms dari saya, frekwensi smsnya kurang lebih 2 banding satu, artinya ia mengirimkan 2 sms saya jawab sekali.

Ada beberapa sms yang terhapus. Seperti misalnya ia mengsms ketika ia mulai kesal bahwa ia akan mengirim anak buahnya ke rumah saya. Agar lebih meyakinkan ia sms alamat rumah saya "Jl Bhayangkara no 1." Saya katakan bahwa alamatnya salah, itu alamat gubernur Banten, tetangga saya (padahal rumah Atut Jl Bhayangkara no 51, Jl Bhayangkara no 1 adalah rumah Matin Syarkowi). Tak disangka ia membalas lagi "Data yang ada di kami seperti itu." Saya balas "kalau gitu koran yang anda baca gak akurat, alamatnya salah"

Tapi dari sms tersebut diketahui ia memantau perkembangan kasus lewat harian lokal. Misalnya ketika menjelang sabtu-ahad saya katakan akan beres senin nanti, maka sms mereda dan ia akhiri dengan minta uang untuk pajak CR-Vnya. Lalu begitu Senin ada lagi pemberitaan di koran, ia gencar lagi mengsms.

Orang ini tak cocok untuk menjadi penipu, penipu harus punya dua bekal utama : cerdas dan satu lagi yang tak saya sebutkan karena khawatir orang ini belajar dari pengalamannya, saya menyuruhnya membaca blog ini. Kalaupun orang ini melakukan kejahatan, kejahatan yang potensial dilakukannya adalah violent crime/street crime/blue collar crime, jatanras istilah kepolisiannya, kejahatan dengan kekerasan. Bagaimanapun saya berharap ia kemudian sadar dan ditunjukkan jalan keluar terbaik. Sebab yang ia lakukan salah dan juga tergolong tindak pidana.

Ada satu kejadian yang lucu. Ia ternyata juga menghubungi keluarga Rivai. Rita, anak pertama Ahmad Rivai menceritakan bahwa ia ditelpon oleh seorang bernama Sudiman Diman dan Alang Basri. Nah, suatu pagi si penipu ini salah sambung, menelpon rumah saya menyangka rumah Ahmad Rivai. Saya masih ingat kutipan pembicaraannya dengan saya seperti ini:

"Selamat pagi, ini dengan rumahnya Ahmad Rivai?"
"Bukan pak, ini bukan rumahnya Ahmad Rivai," kata saya
"Bisa bicara dengan Ibu Rivai?"
"Ini bukan rumah Rivai, bapak salah sambung. Nomornya yang dipijit tadi berapa?"
"Ini rumah siapa?"
"Ya bapak nelponnya ke siapa?"
Beberapa detik hening, lalu tut..tut..tuuut, telpon pun diputus. Saya hapal betul suaranya, rupanya ia tak konsen, menekan nomor telpon saya menyangka rumah Ahmad Rivai, sebab ia punya dua nomor telpon calon korbannya.

No comments: