Sunday, May 03, 2009

Lena dan Lisa



Menjelang akhir 2008, mahasiswa magister hukum Undip kedatangan dua dosen dari Viena Universiteit/Universitas Wina, Madalena Pampalk dan Lisa Stadlymar. Keduanya assoc.profesor di Wina. Universitas Wina punya program menyebar dosennya melakukan presentasi. Lisa dan Lena memilih Indonesia. Ia berkunjung ke UGM lalu ke Undip.

Judul presentasi Lena adalah The Relationship between The International Criminal Court (ICC) and Truth Commisions (Lessons Learned from Sierra Leon and East Timor). Berhubung Lena membahas ICC, maka saya bertanya tentang kebuntuan dalam ICC. Tentang kemungkinan meminta pertanggungjawaban Israel menyerang Libanon dan Palestina. Amerika menyerang Irak yang didasarkan informasi yang keliru soal WMD. Dalam perang tersebut ada kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, agresi, genocide yang menjadi yurdiksi kriminal ICC. Persoalannya karena Amerika dan Israel bukanlah state party (negara peserta) dari ICC, bahkan tahun 2002 (atau 2001?) Israel mengumpulkan negara-negara yang belum menjadi state party ICC untuk tidak meratifikasi/mengadopsi ICC.

Sebenarnya ada jalan lain, dalam Statuta Roma (ICC) ditentukan cara ICC bekerja. ICC juga bisa bekerja berdasarkan rekomendasi Dewan Keamanan PBB (UN Security Council). Jadi DK PBB bisa merekomendasikan temuannya ke ICC. Tapi kemungkinannya kecil, Amerika dan Israel punya hubungan mesra, hak veto Amerika pasti akan keluar untuk memanjakan Israel. Jadi gimana?

Lenapun mengatakan tak ada jawabannya, "saya berharap ada negara lain sehingga Amerika tidak menjadi negara super power, mungkin China, atau Indonesia mungkin," (kelas tersenyum saat Indonesia disebut). Lisa menambahkan kemungkinannya bisa, tapi hanya dalam teori, agak sulit dalam prakteknya.

Kelas usai. Lena dan Lisa pamit. Keduanya akan meneruskan perjalanan ke Bali untuk liburan.

Universitas Wina merupakan universitas yang tua. Wina negara berbasis bahasa Jerman, karena saat Perang Dunia II sempet dijajah Jerman saat Nazi dibawah Adolph Hitler berkuasa.

No comments: