Ada masa, khususnya saat kuliah di Unila, dimana setiap 15 Februari, saya akan menepi sejenak, mengingat hari lahir, mengevaluasi setahun terakhir, dan berharap setahun ke depan akan lebih baik. Tapi sejak menikah tradisi itu tak lagi dirasa penting. Walau tiap tahun nyonyah dan anak-anak pasti buat kejutan, nasi kuningkah, cheesecake, atau apa saja, pasti ada kejutan. Tapi saya melewatkan momen tahunan tersebut. Saat menginjak usia 40, ada rencana membuat tulisan, sebagai pengingat. Life begins at 40 kata orang, fase dimana manusia harus berhati-hati. Di usia ini, ada kecenderungan karakter manusia akan membentuk warnanya dan relatif tak berubah hingga hari akhirnya, cerminan karakter permanen. Di fase ini juga kabarnya puber kedua tiba, usia 40 tapi kelakuan kembali ke 17. Nah saya masuk ke 42 pada 15 Februari 2023 lalu , ini tulisan seharusnya dibuat saat 40, tapi seperti biasanya, lewat.
Seperti biasa nyonyah kasih kejutan kemarin, dikadoi sepatu yang kini hampir dipake setiap keluar rumah. Aisyah menulis ucapan yang mengharukan berbahasa Inggris. Beberapa mahasiswa menjapri. Saya seperti biasa, ya biasa-biasa saja. Meski sekarang saya rasa tradisi lama baik untuk dilakukan lagi, maka jadilah tulisan ini, ditemani detik jam malam di hening malam. 11:41 PM jam laptop menunjukkan.
Saya menyadari sisa usia semakin berkurang, menuju kepulangan. Bagian ini yang menjadi misteri. Kebanyakan orang Indonesia mematok usia standar di 63 berkaca pada usia Nabi. Maka biasanya orang Indonesia yang lebih dari 63 menanggapnya sebagai bonus. Tapi masalahnya tentu tak ada jaminan hingga 63. Sebagian teman sudah berpulang, di 40, di 35, di 47. Saya di angka berapa? Waktu kita sesungguhnya tak banyak. Kebanyakan orang ditanya pasti belum siap, belum cukup bekal. Kapan cukupnya, harus didesain untuk selalu siap. Jadi hasil kontemplasi malam ini, saya kira, agar mengefektifkan waktu, lebih produktif karena kita tak tahu kapan pulang, harus serius dalam mengumpulkan bekal pulang, mesti punya cita-cita bertemu nabi dan Allah, mesti serius dan tulus, serius ini. Begitulah ya, kita jalani dulu, terdekat ya pasang ulang alarm jangan sampai kesiangan. Be productive, be ready. Harus sampai pada titik pede seperti Muhammad Ali, get ready to meet God. Okelah, kita lihat setahun ke depan ya, sampai jumpa di tahun depan.
Cipocok Jaya, 9 Maret 2023. 11.56 PM
No comments:
Post a Comment