Covid-19 mengganas, masuk gelombang kedua dengan varian yang lebih banyak, varian delta yang kabarnya lebih berbahaya, lebih cepat memutus hidup. Data dunia per 12 Juli 2021 menunjukan korban meninggal sudah mencapai 4.049.139, data sembuh jauh lebih banyak 171.596.359 yang sudah divaksin 1.963.086.645 hampir dua milyar orang, dan kasus aktif covid sebanyak 11.994.080. Itu data dunia. Di Indonesia angka kematian lewat Covid-19 tercatat 66.464, sembuh 2.084.724, tervaksinasi 51.162.406, dan angka aktif Covid-19 sebanyak 376.015 (data www.covidvisualizer.com per 12 Juli 2021, sinkron dengan data kemenkes).
Data terpapar Covid-19 terakhir 376.015 itu dalam hitungan menit akan berubah menjadi 376.016. Ya, saya baru saja test swab antigen 30 menit lalu dan dinyatakan positif. Sudah dua hari belakangan memang saya demam dan putuskan mengisolir diri. Saya tidak tahu terpapar dari mana, tapi memang Covid-19 sedang viral, di berbagai grup WA kabar meninggal mulai ramai, demikian juga masjid di kompleks tetangga sudah berkali mengabarkan "innalillahi..", bersahutan dari masjid tetangga kiri kanan yang mengapit RT kami. Hingga tadi malam akhirnya Mushola Nurul Hidayah kami menoakan pengumuman, bahwa tetangga kami meninggal, tetangga gang, orang dekat keluarga kami. Beberapa hari sebelumnya memang ia dijemput ambulan, covid. Saya tak bisa menengoknya bahkan saya tak bisa mengantarnya ke tempat pemakamannya di Petir hari ini. Saya demam, khawatir menularkan, meski saya belum tahu pasti apakah Covid. Istri yang kemudian berinisiatif lakukan test swab, meski saya sudah merasa baikan, hingga akhirnya hasil diketahui, semua obat diberi termasuk antibiotik, hanya ada satu yang tidak ada kata dokternya, obat antivirusnya, sedang kosong di pasaran. Istri saya juga test dadakan, alhamdulillah negatif, tapi di sisi lain ia sedang positif, ia sedang mengandung anak ke-5, alhamdulillah.
Nah saya mau berbagi pengalaman tentang apa yang saya rasakan. Entah bagaimana ceritanya saya merasa tidak enak badan. lalu terasa demam, saya putuskan mengurung diri di kamar buku. Adalah istri yang bolak balik siapkan makan, obat dll. Saya menerapi diri saya juga dengan banyak minum air hangat cenderung panas, agar panas badannya terurai lewat urin. Nampaknya berhasil, demam mulai turun hari kedua, tapi saya merasa semua persendian linu semua, juga seluruh organ badan sakit terasa, ya tidak terlalu, tapi terasa, seperti jantung terasa ada yang aneh, kadang sedikit sakit. Setelah demam mereda, timbul hal lain agak sakit kalau menelan, tidak sakit-sakit amat, tapi terasa tidak normal. Pagi ini saya paksakan mandi, air hangat, memaksa diri bergerak. Ajaib badan terasa segar dan menurut saya rasanya menjelang sembuh. Nyeri sendi berkurang, susah menelan masih ada sedikit. hingga akhirnya tadi pagi istri menawarkan untuk test swab.
Saya tidak tahu bagaimana akhirnya, kemana data saya akan bermuara ke yang sembuhkah atau ke angka sebelahnya. Tapi sekiranya ke sebelah, mohon dimaafkan atas kesalahan-kesalahan saya. Sesungguhnya yang saya khawatirkan hanyalah bekal untuk menghadapNya, saya belum sampai pada titik percaya diri sebagaimana Gus Baha.
Jadi tips dari saya, semangat, jangan terlalu stres, serius ini, menurut saya, kecuali ada sesaknya, Covid-19 mirip demam pada umumnya, nyeri sendi, susah nelan, cepat lelah dll. Jadi banyak2 suplemen, jahe merah campur madu, ramuan air kelapa, minyak kayu putihan dll . Begitu ya, bersamaan dengan ini juga saya umumkan bahwa saya dalam keadaan isolasi mandiri, lockdown paling tidak hingga 14 hari ke depan dari hari ini, mohon doanya.
No comments:
Post a Comment