Monday, May 06, 2013

Siapa Luqman yang diabadikan Allah dalam Alquran, dan Apa yang disampaikannya?


Bismillah. Hari ini, 6 Mei 2013, divisi kerohanian PPI Ishikawa menghadirkan Ustad Muhammad Yusron Amsor, Lc. MA. Semua berawal dari Mbak Mudyawati yang memiliki rekan di Tokyo (Istri dari Mas Topan) yang sedang kedatangan seorang ustad lulusan Madinah dan Malaysia untuk sebuah acara pengajian di Tokyo. Jadi begitulah , akhirnya ustad Yusron “diculik” untuk mengisi acara di Kanazawa, yang berjarak tujuh jam perjalanan bis, beliau naik kereta sehingga bisa lebih cepat tiba di Kanazawa.

Yang disampaikannya adalah pendidikan karakter, tema yang sedang dikuatkan di Indonesia, mengingat kita memang sedang punya masalah besar di titik ini. 


Menurutnya para orang tua sekarang sering terjebak dengan masalah tempat anak bersekolah, dimana anaknya akan disekolahkan? Saya kira saya salah satu yang terjebak masalah ini. Padahal yang lebih penting dan harus disadari adalah bahwa pendidikan berawal dari rumah. Menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada sekolah saya kira adalah bentuk terselubung dari kemalasan mendidik anak, ingin terima jadi, instan, anak hapal banyak surat quran dan hal bagus lainnya tanpa mau bersusah payah.

Ustad Yusron mengingatkan bahwa di Jepang pendidikan bagus, sebagian nilai-nilai Islam bahkan terimplementasikan di Jepang: bersih, disiplin, kesungguhan dll. Tapi tauhid adalah yang utama, itu sebabnya nikmat menjadi muslim haruslah dipelihara dan disyukuri. Sebab kehidupan dunia ini akan berakhir dan akhiratlah kampung terakhir manusia.

Ustad Yusron lalu mengupas seorang pendidik yang namanya diabadikan Allah dalam Alquran. Saya menduga beliau akan menyebutkan nabi Muhammad SAW. Tapi ternyata tidak, ia menyebut Luqman. Tentu saya tahu surat Luqman, tapi jika ditanya lebih jauh siapa Luqman? Apa yang diajarkannya? Dari mana asalnya dan seterusnya saya akan terdiam kecuali meraba-raba karena sebuah nasyid pernah menceritakan bagian kecilnya dan membaca terjemahan selintas-selintas. Dalam hal ini saya rasa saya harus malu, 32 tahun apa saja yang kau kerjakan? Terjemahan quran pun belum pernah kau habiskan.

Luqman adalah orang biasa, hidup di zaman Nabi Daud Alaihisalam. Tinggal di daerah Sudan, Afrika. Sebuah riwayat mengatakan ia hitam dan jauh dari kesan menarik pada umumnya. Tapi begitulah Islam, ia tak memandang warna kulit, kelas sosial dan sebagainya. Dalam Islam seorang putih dan ganteng belum tentu lebih hebat dan mulia dari yang hitam dan sebaliknya. Masalah rasial sudah selesai di Islam disaat orang bersusah payah mengampanyekan anti rasial. Allah menganugerahi Luqman kebijaksanaan, meninggikan derajatnya.

Luqman adalah surat ke 31 dalam Alquran, jumlah ayatnya 34. Sosok Luqman dibahas dalam ayat 12 hingga 19.  Setidaknya ada 7 pokok yang disampaikan dalam Surat Luqman:

1.     1.   Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar  Laa Tusryik Billah, Inna Syirka ladzulmun Adziim (Luqman: 13)

Ustad Yusron menceritakan di jaman Nabi Muhammad SAW  ada Abdullah bin Jud’an, sepupu dari Ayahnya Abu Bakar Asshidiq.  Seorang dermawan dan baik hati yang meninggal sebelum sempat memeluk Islam. Aisyah, istri nabi, bertanya pada nabi tentang nasibnya di akhirat yang nabi jawab bahwa seluruh kebaikannya tak membawa manfaat untuknya. (Ini tulisan cepat, harap merujuk lebih lanjut pada hadist untuk mengetahui lebih lanjut teksnya).

2.       2. Berbakti kepada orang tua, khususnya ibu (Luqman:14)

Ibu dalam hadist nabi diprioritaskan sebanyak 3 kali sebelum kemudian bapak sebagai orang yang harus dihormati. Menurut sebuah tafsir ini karena ibu memiliki tiga hal: mengandung, melahirkan dan menyusui. Dan ini bukanlah pekerjaan mudah.

Dalam sebuah hadist dikatakan bahwa salah satu tanda kiamat adalah budak yang melahirkan majikannya. Dalam sebuah tafsir dijelaskan bahwa maksudnya ini adalah anak yang durhaka, ibu yang dulu melahirkannya dijadikan budak oleh anak ketika dewasa, sehigga anaknya seperti majikannya. Fenomena ini telah banyak ditemukan dewasa ini. Kiamat sudah dekat.


3.       3. Ikutilah jalannya orang-orang yang kembali kepada Aku (Allah).  Wattabi sabiila man anaaba ilayya (Luqman: 15)

Ini memiliki makna kecintaan kepada orang soleh. Ini tambahan saya, apa yang saya rasakan, jika kita tak suka dengan orang yang soleh, yakinlah ada yang salah dengan kita. Itu berarti kita sedang jauh denganNya, agak sulit saya menjelaskannya, tapi kau bisa merasakan saat kau merasa jauh.  

4.       4. Jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu, atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah maha halus, Maha teliti.

Ini memiliki makna perbuatan kita selalu diawasi oleh Allah.

5.      5. Tegakkan sholat

      Perintahkan anakmu untuk sholat sejak 7 tahun, jika hingga 10 tahun tidak mau sholat pukul dengan lidi dengan pukulan yang tidak menyakitkan.

6.      6.  Suruhlah orang berbuat makruf dan cegahlah mereka dari perbuatan mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. 

Kita lupa untuk menjadikan anak-anak kita sebagai da’i. Kitapun haruslah menjadi da’i.

7.       7. Akhlak Islami. Allah tak menyukai orang sombong dan suka membanggakan diri.

Demikianlah, harap membuka Luqman 12 hingga 19 untuk lebih rincinya.

Alquran itu pedoman hidup agar kita selamat dunia akhirat. Jika kita dalam kesulitan misalnya, Alquran memberi jalan  dalam Albaqarah 45 agar kita meminta tolong melalui sabar dan shalat, dan ini tidak mudah kecuali bagi orang-orang yang khusyu. Ustad Yusron menyampaikan agar kita selalu berusaha untuk khusyu dalam sholat, jangan pernah menyerah, jangan berhenti berusaha.

Tips untuk khusyu darinya adalah: tinggalkan perbuatan yang sia-sia dan pahami makna bacaan sholat.

Ciri orang yang khusyu adalah orang yang yakin akan bertemu Allah. Sholat haruslah menjadi sesuatu yang kita tunggu waktunya.


Sesi pertanyaan: 

Pak Irfan menanyakan tentang zuhud. Apakah kita tak boleh bercita-cita untuk kaya?
Zuhud tidak memiliki makna seperti itu. Zuhud memiliki arti kurangnya kecintaan terhadap sesuatu.

Pernah Janji pada Allah, lalu tak Sanggup menunaikannya?
Ini juga pertanyaan yang terlontar dalam sesi diskusi dan jawabannya akan sangat bermanfaat bagi yang dalam situasi yang sama saya kira.

Pertama jangan mudah berjanji mengatasnamakan Allah jika kita belum yakin dapat melaksanakannya.

Maha suci Allah yang memberikan keluasan ilmu pada ustad Yusron, ia segera meminta hadirin membuka Al Maidah 89. Jawabannya ada di sana:

“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafaratnya (denda pelanggaran sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian, atau memerdekakan seorang hamba sahaya. Barangsiapa tidak mampu melakukannya, maka (kafaratnya) berpuasalah tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu apabila kamu bersumpah. Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan hukum-hukumNya kepadamu agar kamu bersyukur (kepadaNya)”

Begitulah, semakin membaca Alquran semakin sadar bahwa Allah sayang pada kita, itu sebabnya Ia mengirimkan 114 surat yang seringkali kita baca begitu saja tanpa membaca artinya. Allah sangat romantis dan kita begitu angkuh mengabaikan cintaNya. Ia mengirim surat dan kita tak membacanya. Segeralah. Sambut cintaNya.  Akhiri hidup ini dengan baik dan segeralah temui Ia dan rasulNya. Buatlah mereka tersenyum, bangga menyambut kita. Ya Rabb, jadikan kami sebagai orang yang selalu merindukanMu dan nabiMu.